Seni Budaya Jadi Perekat Kerukunan Warga

Seni Budaya Jadi Perekat Kerukunan Warga

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Seni budaya tidak hanya memiliki peran untuk memberikan hiburan semata. Namun ternyata, ia juga dapat dimanfaatkan untuk merekatkan hubungan persaudaraan antar warga yang mulai tergerus oleh dampak negatif modernisme. Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, H Lilos Hapsarasto SSos mengungkapkan, baru-baru ini Kementerian Sosial mengucurkan program keserasian sosial dan kearifan lokal di Kabupaten Purworejo. Salah satu sasaran program kearifan lokal adalah Desa Ukirsari Kecamatan Grabag Purworejo yang mendapatkan bantuan satu set peralatan kesenian angklung senilai Rp50 juta. Program kearifan lokal tersebut menitikberatkan pada upaya pencegahan konflik sosial melalui penguatan seni budaya setempat. \"Dengan adanya peralatan kesenian tersebut diharapkan interaksi sosial antar warga dapat terjalin lebih intens sehingga meminimalisir terjadinya gesekan antar warga serta mempererat hubungan persaudaraan di antara mereka,\" kata Lilos saat ditemui di kantornya, Rabu (11/12). Baca Juga RSUD Dr TrjitroWardojo Purworejo Siap Tangani Operasi Bibir Sumbing Gratis Lebih lanjut dikatakannya, selain untuk memupuk rasa persaudaraan di antara warga, adanya bantuan kesenian tersebut juga dalam rangka untuk mengantisipasi adanya pengaruh radikalisme di tengah-tengah masyarakat dengan memperkuat akar budaya lokal. \"Kita tahu jika radikalisme ini bergerak secara masif melalui media-media sosial maupun melalui dunia nyata. Penguatan kearifan lokal dan budaya daerah ini menjadi salah satu formula untuk membentengi warga dari penyebaran bahaya radikalisme,\" katanya. Dikatakannya, di Kabupaten Purworejo sendiri yang mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial ada 5 titik yang terbagi dalam 2 progam. Tiga untuk progam Keserasian Sosial, dua untuk kearifan lokal, yaitu Desa Patutrejo Kecamatan Grabag, Desa Karangtejo Kecamatan Kutoarjo, dan Kelurahan Sucenjurutengah Kecamatan bayan. Dua desa yang mendapatkan bantuan kearifan lokal masing-masing mendapatkan 50 juta yaitu Desa Ukirsari dan Desa Kaligintung. Dengan rincian 40 juta untuk pembelian alat-alat kesenian 8 juta untuk pentas dan 2 juta untuk operasional. Ia menambahkan untuk membangun semangat gotong-royong, maka progam yang diadakan ini dalam prakteknya tidak boleh ada pembayaran atau upah yang diberikan kepada pekerja pembangunan fisik. Sehingga pada pelaksanaannya dibentuk tim yang mengerjakan proyek tersebut. “Inti dari pembangunan ini meskipun ada bantuan fisik berupa rabat beton tapi tidak boleh memberi upah, jadi memang untuk membangun gotong-royong jadi harus dilaksanakan gotongroyong tidak ada pembayaran upah,” pungkasnya. (luk)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: